Wednesday, September 26, 2018

Mengurus Visa Australia via Online

Assalamu'alaikum!

Alhamdulillah, karena visa saya baru di granted, jadinya saya bisa melanjutkan nazar saya yaitu, bikin post tentang applying Australia visa via online.

Ini adalah ketiga kalinya saya apply visa Australia. Visa pertama, saya apply via VFS yang ada di Kuningan City bulan Oktober 2017. Visa kedua, apply via online bulan Maret 2018, dan terakhir ini (karena puas dengan pelayanan online visa) akhirnya apply via online lagi bulan September 2018.



WAKTU PROSES (based on my exprience)

Via VFS, Oktober 2017
Terbang December 2018
9th sore : File diantar ke Embassy
10th pagi : Sampai di kantor Embassy
12th : Visa status GRANTED

Via Online, Maret 2018
Terbang 25 Maret 2018
19th pagi: Submit file
19th sore : Health Assessment di RS Premier Jakarta
20th sore : Visa status GRANTED

Via Online, September 2018
Terbang 29 September 2018
24th pagi : Submit file
26th siang : Visa status GRANTED


LANGKAH PENGISIAN (NEW REGISTERER)

Untuk step by step, kalian bisa baca blognya Natasya Tiffany. It was so helpful with all those captures. Thanks Natasya!


HIGHLIGHTS 

Kali ini, karena blog Natasya udah lengkap banget, saya bakal share some things or wonderings yang mungkin bisa kalian consider.

Ada beberapa yang kalian harus perhatikan dalam melamar visa Australia:
1. Saya memilih hidup tanpa credit card haha. So if you are like me, I suggest you to find friend, family or any relatives yang bisa bantu kalian dalam pembayaran visa ini. Selain CC, mereka juga menerima debit card, dengan catatan debit card kalian adalah debit card yang ada chipnya. Biasanya debit card tersebut ada 3 angka rahasia di balik kartu, dan debit card kalian pun harus terkoneksi dengan mbanking atau internet banking. Bisa juga bayar dengan paypal. So please consider this before you register your email as an IMMI account.

2. Pertama kali apply visa via VFS, saya sama sekali tidak menyediakan MCU dan pihak mereka pun tidak mempermasalahkan soal bukti kalau kita sehat wal'afiat. Barulah ketika mencoba untuk apply via online, tetiba ketika selesai submit dan mereka assess, di kotak update ada request untuk health assessment. Karena saya ga punya waktu banyak, akhirnya saya ambil cuti setengah hari di hari yang sama ketika submit dan langsung ke RS Premier Jatinegara. Untuk MCU sendiri, dikenakan harga sekitar 800-900 (Maaf Ima lupa harganya berapa, yang Ima inget, itu mahal aja haha). 

Make sure kita bawa passport ya! 

Jangan lupa untuk print kertas request health assessment dari IMMI untuk nantinya diberikan oleh pihak rumah sakit. Di request tersebut juga tertulis bahwa kita harus menyediakan poto 3x4 latar putih (poto yang sama dengan poto yang kita upload untuk visa). Namun ternyata ketika saya sediakan, pihak RS Premier Jatinegara tidak butuh itu.


3. Berhubung saya ga punya nomor telepon rumah, untuk kolom Home Phone, Ima tulis nomor handphone aja. Jadi both kolom Home Phone dan Mobile Phone tertera nomor handphone yang sama. 

The other issue was alamat saya di KTP dan yang sebenarnya beda. Karena di kolom mereka minta Residential Adress, jadinya saya masukkan alamat rumah saya yang tidak sesuai KTP.

4. The perks of submitting the visa via online adalah kita bisa punya waktu lebih fleksibel untuk upload dokumen. Ini list dokumen yang saya upload untuk visa ketiga. Tidak ada perubahan yang signifikan dengan visa kedua saya.


5. Ketika membaca komen yang ada di blog Natasya, banyak saya temukan teman-teman yang membutuhkan waktu proses visa yang jauh memakan waktu. Alhamdulillah saya hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 hari untuk mendapatkan granted visa. Alasannya kenapa saya juga kurang tahu. Banyak yang bilang kalau tempat kerja saya somehow has its own magic trick. Jadi orang-orang yang kerja di sana sudah pasti akan baik-baik saja dan pulang kembali ke negara asal--Indonesia.

6. Salah satu alasan kenapa saya pilih visa subclass 600 adalah karena itulah satu-satunya visa tourist yang masih terjangkau oleh saya. Namun dengan konsekuensi bahwa visa itu hanya diperuntukkan untuk single entry dan hanya 3 bulan. Jadi, harga setiap visa akan berbeda-beda juga tergantung durasi visanya. Mau yang 3 bulan, 12 bulan atau 3 tahun. Alhamdulillah lagi, setelah membuat visa 3 kali, yang ketiganya saya diberikan visa untuk 3 bulan dengan multiple entries! Mungkin mereka read my pattern and finally came with the decision to grant me this 3 years visa! Huhuuuu..

Semoga post yang sebenarnya ga penting2 banget ini membantu beberapa teman dalam mengisi visa via online yang sangat user friendly ini!


Monday, May 21, 2018

Express Mail Service (EMS) Pos Indonesia

Hi there,

Been a while again after the last post. Hope you guys doing good! :)

Kali ini gue mau banget nge review salah satu jasa Pos Indonesia--EMS yang ternyata recommended banget sih (tetiba kayak terpesona gitu sama BUMN yang satu ini)

Singkat kata, ceritanya gue ngirim surat ke Australia, terus sempet survei sana sini nyoba kira-kira jasa apa yang murah tapi juga reliable. Karena anaknya mageran jadi cuma cek DHL dan JNE which harganya ternyata mahal yah kakak :")

Akhirnya alhamdulillah hatiku terpaut ke Pos Indonesia dengan servis EMSnya. Selain karena emang ada kantor cabangnya di sekolah gue, harganya ituloh, jauh banget dibandingkan DHL, cuma Rp 243,000,- untuk kirim surat dan waktu antar nya juga ga terlalu lama, cuma H+5. 

Nanti pihak Pos Indonesia bakal kasih kwitansi dengan tracking number yang tertera di kanan atas. Di gambar ini, warnanya di stabilo hijau.


Karena anaknya kepo banget, jadinya iseng kan tiap hari ngecek apakah bener H+5. Untuk cek tracking number nya bisa di website mereka.
Tinggal masukin tracking number dan safety code terus muncul deh The Status of The Shipment nya.



Dari data di atas, gue berkenalanlah dengan istilah inward OE karena menurut gue aneh banget ini kok 3 hari masih ada di Singapore. Sempet berpikir oh mungkin suratnya udah ada di pesawat. Siangnya gue dapat dari Lachlan kalau dia udah dapat suratnya! Gue (lagi-lagi) wah gitu (norak ya gue haha), kalau gitu cepet banget dong berarti H+4? Terus akhirnya gue berpikirlah mungkin pas statusnya inward OE bener2 inward, which is udah sampai di negara yang dituju. Good job Pos Indonesia!

Update terbaru: Lachlan bilang kalau dia dapat sms yang bilang kalau bakal ada surat yang datang hari ini dan ternyata, I just found out dari dia kalau suratnya dibungkus pakai plastik DHL. I was like, "man, gue menang banyak ini, harga Pos Indonesia tapi packaging dan service harga DHL" :)))




Semoga post ini berguna ya!

Kalau kalian mau cek tarif, bisa di klik di website ini

Untuk surat aja, gue sengaja tulis 250 gram untuk berat bersihnya.

Kalau ini website ems service dalam bahasa Inggris:

Thursday, January 11, 2018

Lachlan

I am completely certain that he won’t read this post. So, let’s talk about him!

His name is Lachlan, Lachie is the nickname, my boyfriend. If you’re wondering, keep it to yourself! :) Well, it’s a long story but I still believe that Allah made our path crossed in purpose. 


No one is perfect, my boyfriend is not a perfect man neither. As much as his characters challenge me all the time, there are also many good characters of him that I adore. So much. 

I never write a special post like this. Never, deliberately share a post about someone I love. This post is meant to be written to celebrate everything! I still believe that Allah deliberately send something or someone to us in order we can learn new lessons or just to have a feeling that actually, no matter how often you abandon Allah, He will always there to show us mercy (Rahmah) by giving all things served on a plate of gratefulness . At the end, if you’re lucky, Allah will makes you feel that you’re the nastiest, procrastinate and the most just-go-to-hell person alive. Surprisingly, I instead, translate it as a sign from Him saying “Don’t forget me as I never forget about you! I will always care so come back to me!” How Merciful He is by taking His time to keep reminding me about it! :(


So many of his characters that I adore,

He once said, “… yes, cos I’m older and wiser .” I actually, long time ago, have been realized that he is that type of man. Many times, to him, I act like I’m still 22, weird, too much fun, not lady like, and so on, but still many times too, he’s the one, the current winner, who will always be there to calm me down with his magical ways. He’s always there to cheer me up after he notice that I’m not in a good mood, as quick as you respond to your alarm if it goes off in the middle of a night. He, somehow, I don’t know if he notice it, makes me proud but also insecure at the same time. Proud that he keep passionately lifting my mood while I still keep making annoying face or acting like I don’t care. However, at the same time, I keep telling myself that if I keep being childish and too sensitive, I know he might feel upset, tired and at the end, will leave me eventually simply because he gets bored of the way I treat him, how continuously I am treating him like this. 


He consistently tries to surprise me with his amazing dozens of little things. Small things like, “Kamu mau ice cream?”, “Kamu mau ini?”, “Kamu mau itu?”. He will always check me if I’m okay. “Kamu mau makan apa?” is probably the most frequent question he has ever asked in person. He’s type of person who will, sometimes, surprise you by giving you your favourite rainbow paddle pop, or handing you a cup of Tuku coffee out from the fridge or even making a video about our trips. He’s the one who will always say these first, “I can cook chicken roast if you want. Do you want it with mashed roast potato?” or “Do you want to have steak as a dinner?”. As much as I recall these moments, I also remember about one of the Qur’an verses, “Which of your Lord’s favours would you deny?” 


He keep things private. He will always keep our memories just for us. He takes a lot of pics though, but he just doesn’t want to share it with the world. I still don’t know what his ultimate reason is for hardly post or share something about us, but somehow I’m grateful for it. If he’s a Muslim, I know he’s going to be a good one, a good husband as he just keep things private for us, or for our inner circles, not sharing it ALL THE TIME with the world how happy we are.


He cares about my families. Although I ask a lot more than he asking me if my family is doing okay, but he doesn’t forget about them, especially if we’re doing a trip. He sometimes spend his time to share photos to my Mom or Dad just to give them highlights about our journey. At the end of our trip, he will also have something to be given to my family.


As much as he’s being a wisest man of mine, he is also can be a cute-last child-guy to me. As a first child, for sure, I know how to accommodate him. This is also a thing that I can’t thank enough for—the first child finally is paired up with the last child.


He’s not verbally or physically romantic, but I know he always tries his best to treat me the way I should be treated, as a woman. He’s not a doctor, but he’s resourceful enough to solve all of my physical problems. He’s not Ed Sheeran, but he always send me songs that represent his feeling towards me at that time. He’s not politician, but in some issues, he knows Indonesia better than me. He’s not egocentric as well. He will always prfioritize me before him. He will always feed me his half of food just because he sees my jealous face if I claim that his food is better than mine. He couple of times got yoghurt double the amount of he usually buy just because he knew that it might help me restore my health.

I will add up all his characters that I love as times goes by.

So that's it for today, see you in the next post!

Monday, April 4, 2016

Day 87 - Pondok Kopi Umbul Sidomukti

One of the highlights ketika gue pergi ke Semarang adalah Pondok Kopi Umbul Sidomukti. Yang ngebuat ini spesial adalah karena once again, kami first timer dan yes, naik angkot!

Sebenarnya kalau diurut-urut lagi ga terlalu susah sih. Terlebih karena kita banyak nanya dan punya peta yang kita dapat dari website ini, thank you bgt Keong

  • Makanannya so so, view nya incredibly amazing.
  • Kesini enaknya pas weekdays. Waktu itu gue pas banget lunch time jadi sepi banget, makanya poto nya agak banyak :)
  • Pondok Kopi ini ada dua lantai, jadi kalau mau sensasi beda, bisa juga ke atas.
  • Jangan lupa untuk ke backyard nya! Bagus banget!


Akhirnya sampai juga!

Sok candid padahal mah kagak!

Villa yang disewakan di Pondok Kopi. List harganya ada di dekat kasir :)


Aini pesan ini.

Gue pesen ini.

Salah banget mukanya.

Pemandangan bawah dari pondok kopi.

Jalan depan pondok kopi. Bagus ya!



Tempat duduk nya agak banyak jadi g perlu khawatir g dpt tempat duduk.

Tempat duduk samping pondok kopi. Kalau mau tanning kulit disini tempat nya.

Another Villa's shot. 

Jalan kecil dari villa ke pondok kopi.

"Just the two of us!"

I love flowers!

This place is so calming.

Iseng.

Di backyard pondok kopi ada pemandangan ini. Totally worth it naik angkot dan ojek :)

Another backyard shot.







Sunday, March 27, 2016

Day 85 - BRT Bandara - Tembalang

Yup!
Finally I had a chance to go to Semarang to visit my sister. She is studying at University of Diponegoro, taking public health as her major. We're not gonna talk about her now, sorry :)

I like taking chance to explore and discover new place ALONE! Literally alone, by my self. The excitement of being confused and lean on Google or local people might be the ultimate feelings I always search for. Seru!

This time was my chance to explore BRT. The twin of TransJakarta busway.



For the next sentences, I'll write in Bahasa since it is more likely understandable for Indonesian.

Untuk bisa ke halte BRT terdekat dari bandara, kita harus berjalan ke luar bandara, tepatnya dari pintu Kedatangan, langsung jalan kaki ke kiri jalan untuk keluar dari gapura bandara Ahmad Yani. Gak lama dari situ, kita akan menemukan rel kereta dan sekitar 50 meter ke depan, halte BRT sudah terlihat.

Kalau agak lama nunggu sabar aja ya, kayaknya memang armada bus tidak terlalu banyak yang ke bandara. This was  really my first time, I was curious back then till I really wanted to wait for it.

Jangan bingung kalau halte nya benar-benar seperti halte bus di Jakarta, bukan halte busway ya, Disana kita ga bisa langsung beli tiket karena ketika masuk busway, nanti ada petugas yang bawa alat semacam EDC untuk kita membeli tiket. Harga tiket BRT 3,500. Nah ini jalurnya kalau mau ke Tembalang.

Ingat! Kita harus senantiasa bertanya arah BRT bakal lewatin Tembalang apa enggak, soalnya untuk first timer kayak gue, asli gue bingung sebenarnya ada berapa warna untuk armada BRT itu sendiri hahaha.

1. Dari Bandara, transit di halte SMA 5 Pemuda (biasanya petugas suka nyebut halte ini sebagai halte Pemuda.
2. Dari halte SMA 5 Pemuda, pindah bus yang ke arah Balaikota (ketika bus BRT datang, petugas selalu meneriakkan halte halte yang akan dilewati oleh bus tersebut), jadi pasang kuping aja.
3. Dari Balaikota transit lagi dan pindah bus yang ke arah Tembalang.

Notes:
1. Setiap kali transit, jangan lupa untuk menyerahkan tiket ke petugas. Biasanya mereka akan menandakan tiket tersebut dengan cara melobangi tiket. Gue rasa ini dilakukan sebagai bukti kalau kita sudah beli tiket dan hanya transit.
2. Petugas BRT selalu siaga buat ngasih tahu kita sudah ada di halte mana. Jadi pasang kuping baik baik ya!:)
3. Dari bandara ke tembalang, waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu jam.
4. Kalau masi belum ngerti atau ga yakin, tanya aja! Malu bertanya beneran sesat di jalan loh!

Semoga membantu! :)


Day 86 - Early Dinner at nest.co.lo.gy, Semarang

Nest.co.lo.gy
https://www.instagram.com/nestcology/?hl=en

I went here today and had a very short early dinner with my sister.
Every corner of this restaurant is very instagram-able. The concept is really hype. They take black as their own color and believe it or not, it works!

I ordered lemon tea and beef bacon carbonara. My sister had ice green tea latte only.
Lemon tea was so so (I've tasted a better one)
Beef bacon carbonara was the champion! I loved it very much! Although the pasta was not really that cooked (by cooked I mean al dente) and the beff bacon was slightly overcooked but surely it was one of the best carbonara I've tasted so far! If I have my second chance to go to Semarang again, I promise I will be back and rewind the sensation!






Go check their instagram for more cool photos! The link is above!

I really had a short time for my early dinner, so I didn't have so much time to take pictures. My camera also went off due to low battery. It was awful! Since I only had one F and one B menu, I couldn't rate this restaurant. However, it is always worth to come back again!






Monday, February 15, 2016

Day 45 - Bandung in a day.

Getaway dadakan ini terjadi karena adanya promo dari PT. KAI Indonesia dalam menyambut tahun baru Cina dan yup bisa ditebak, tujuan yang paling menghibur dan ga terlalu jauh buat gue adalah tak lain dan tak bukan > Bandung.

Terima kasih untuk PT KAI akhirnya aku bisa balik lagi ke Bandung naik yang eksekutif dan harganya cuma 96k PP :)) Alhamdulillah!


So, karena ada ISP workshop di pagi hari sabtu akhirnya gue pesan tiket kereta yang jam 18.15. Alhamdulillah kereta tiba tepat waktu (as usual). Soal ketepatan waktu bener-bener jadi alasan gue kenapa kereta selalu jadi pilihan. Menurut sebagian orang mungkin tiga jam bener-bener lama tapi dengan tiga jam itu gue malah dapat ketepatan waktu yang pasti. Kalau lewat tol gue harus berhadapan sama probabilitas kemacetan. Dari yang namanya stuck ngantri masuk tol sampai akhirnya (kemungkinan) macet atau harus berenti dulu (kalau perlu) untuk toilet break. Phew!
Kalau di kereta, alhamdulillah lancar!


Sebelumnya gue minta maaf banget kalau posting kali ini, bahasa gue kecampur semua. Buat yang bingung ngapain aja seharian di Bandung, semoga posting ini bisa membantu. Amin!

Sabtu, 13 February 2016

Sekitar jam 21.27 gue sampe di stasiun Bandung dan langsung dijemput oleh sahabat-sahabat gue yang sebelumnya udah sampai di sana duluan.

Kami masih butuh yang manis-manis, jadi kami mampir dulu ke McDonald's simpang dago. Luar biasa itu rame banget di sana, motor berjejer rapih dan as long as we scanned the place, g ada tempat duduk yang kosong! Makin mantap deh buat ambil drive through aja.

Hotel Neo Dipatiukur


We were back to hotel!
We stayed in Hotel Neo Dipatiukur. Got affordable price for a room for two from Traveloka. All I can say that it was lovely, great and highly recommended to stay at. The service was good, printilan kecil pun were beautifully taken care by their team. I can declare now that if I want to go to Bandung with my family, Hotel Neo will be at my first choice!

But wait..


Minggu, 14 February 2016

Dipatiukur termasuk kawasan yang lively sama kendaraan. I mean dengan jalanan sebesar itu, durasi traffic lamp di sana ga sebanding sama volume kendaraan yang ada. Dari Hotel Neo yang menurut gue lumayan dekat sampe simpang Dagopun, kita harus nunggu selama kurang lebih 30 menit buat akhirnya survive ngelewatin traffic lamp. Phew!

Armor Kopi, Taman Hutan Raya

Satu kata ketika kami sampai di sini. SEJUK! ...

... PARAH!



Angin sepoi-sepoi yang kental bercampur dengan dendang dari serangga-serangga penghuni hutan tambah bikin taman ini jadi apik pisan! This is what we will get when we can live peacefully with nature without torturing them by cutting them off from mother earth. I wish for the next decade, taman ini bakal terus masih ada. Kata Ade, Tahura ini jauh lebih besar dibandingkan Kebun Raya Bogor loh! Plus hutan ini bukan hutan buatan! Sedap!

Karena saat itu lagi ada acara, kita ga bisa parkir di gerbang utama Tahura dan harus pindah ke lahan parkir yang dekat dengan pintu belakang. Dari sana agak susah menemukan Armor Kopi (khusus untuk first timer) karena Armor Kopi tepat di sebelah gerbang utama Tahura. Ngomong-ngomong tiket masuk ke Tahura sebesar 11,000 aja.

To be honest, I'm not a fan of coffee. My brain wants it but my body rejects it. So gue dengan pasrah pesan Milk Tea.

Timing is paramount. Kami kesini sekitar jam 10 an terus balik sekitar jam 11.30. Saat itu ketika kita mau pulang, yang lain malah baru pada sampe, jadinya ketika kita datang kesana ga terlalu rame di Tahura nya, ya tapi klo di Armor tetep rame sih.

Cafe D' Pakar

Off from Tahura, kita langsung cari makan di cafe D' Pakar. Lagi-lagi gue tekanin di sini kalau timing is paramount, ketika sampai sini masih ada beberapa tempat duduk yang kosong dan kita bisa langsung duduk.

Ohya, sistem memesan makanan di sini sama seperti kita kalau makan di Solaria, pesan dan langsung bayar di kasir. Pelayanannya termasuk yang cepat kalau melihat jumlah pengunjung yang datang pada saat itu.

Ya Allah Alhamdulillah banget pas kita kesana, Bandung lagi ga hujan, awan putih dan langit biru di mana-mana. Aku suka kaaaa~
Alhasil kita emang agak lamaan di sana karena selain tempatnya emang instagram-able, juga banyak yang ijo-ijo, which we hardly find in downtown :(


Lagi-lagi, ketika kita mau pergi dari kafe ini, alhamdulillah banget ya Allah kita masuk dan keluar kafe di saat yang tepat, sekitar jam 1.30 an. Ternyata antrian di kafe ini panjang banget bahkan ketika kita baru berangkat dan ngelewatin parkiran kafe, udah banyak mobil dan pejalan kaki yang mau masuk ke kawasan kafe D' Pakar ini. Alhadulillah!!

Solat di Masjid Salman ITB

Uhhh siapa yang ga mau dapat gebetan anak ITB? Hahahaa..
Untung gue dan Agis muka nya masih college-able. #ngarep
Pertama kali ke sini langsung takjub kok hari minggu pun anak ITB masih berkeliaran di kampus. Luar biasa.
Pada saat wudhuan, cuaca disini agak sedikit mendung emang, apalagi pas ngeliat masjid di dalamnya, makin mau tidur saking ademnya. Pas keluar ternyata udah gerimis dan akhirnya mampir dulu ke Sushi Origami.

Sushi Origami ITB

Dapat rekomendasi ini dari sahabat ku tercinta, Laressa. Katanya kalau ke Bandung jangan lupa icip sushi di sini, soalnya chef nya itu pernah kerja di Sushi Tei. Untuk harga yang termasuk murah, sushi ini emang worth it dicoba sih. Soalnya emang beneran enak (buat harga segitu ya). Walaupun beras yang dipakai beras biasa (kata lidah gue gitu), tapi rasa yang dihadirkan di Sushi Origami ini udah bisa bikin puas!

LOL (Lick Over Lips)

Setelah makan di D' Pakar dan Sushi Origami, perut masih aja loh mau yang manis-manis. Akhirnya setelah solat Zuhur kami pun pergi ke LOL, kedai es krim yang lagi ngehits banget di Instagram. Gue ga suka moto makanan jadi gue kasih research gue aja ya soal es krim satu ini.



Karena kita bakal makan nasi goreng bistik di Astana Anyar, kami pun cuma pesan yang small cups. Cuma 20,000 aja loh. Small cup dapat dua scoop dan bisa pilih mau rasa apa aja. I chose Rum Raisin and Green Tea flavours. Bahagia gue! Alhamdulillah!

AA Bistik

Kenyang sama es krim, akhirnya kita memutuskan untuk take away si nasi goreng bistik legend ini. I've never heard about it but once Agis tell me, I better believe her. Harga per bungkusnya 18,000 dan itu udah kenyang banget! Nasi gorengnya beneran enak dan sayang karena gue lagi sariawan dan abis dari dokter gigi benerin behel gue, akhirnya pun gue nyerah buat makan ini. Ga bisa abisin karena mulut sakit ngunyah terus :(

Itulah sekian itinerary gue dan kawan-kawan satu hari di Bandung. Semoga bisa jadi masukan buat yang emang suka berburu kuliner di Bandung.

Karena terlalu banyak video yang gue ambil di kamera Xiaomi gue dan Ade, akhirnya lahirlah video singkat perjalanan satu hari kita. Silahkan di cek! :D